Skip to main content

Janda Gersang Menggoda Anak Tetangga Dengan Pakaian Seksi Yang Dipakainya

Cerita Dewasa – Kejadian ini terjadi di pertengahan bulan Januari 2016 lalu. Malam itu aku pulang lebih malam dari biasanya. Rapat di kantor yang berkepanjangan dan bertele-tele membuat aku cape setengah mati. Masuk ke kamar tidurku, aku membuka jas kantorku disusul dengan melorotkan rokku dan menjatuhkannya ke lantai begitu saja.
Janda Gersang Menggoda Anak Tetangga Dengan Pakaian Seksi
Janda Gersang Menggoda Anak Tetangga Dengan Pakaian Seksi
Sambil berjalan ke arah lemari pakaian, aku membuka kancing-kancing blusku. Tepat di depan lemari pakaian aku melepaskan blusku dan menjatuhkannya ke lantai pula. Aku membuka lemari pakaianku. Sejenak aku memilih-milih pakaian dalam yang akan aku pakai. Akhirnya pilihanku jatuh pada celana dalam satin tipe thong warna kuning muda dan bra tanpa tali bahu yang berwarna sama. Kulemparkan celana dalam dan bra ke atas tempat tidurku. Setelah itu, aku menuju ke kamar mandi yang terletak di dalam kamarku.
Di dalam kamar mandi, aku membuka celana dalamku yang berwarna putih dan bra yang berwarna sama yang kukenakan sejak pagi. Kubiarkan saja tergeletak di lantai kamar mandi. Aku segera masuk ke dalam tempat shower dan mandi. Hanya dengan mandi yang bersih yang bisa mengusir segala kepenatanku seharian di kantor. Saat menyabuni badanku, aku menyabuni bagian payudara dan vaginaku agak lama. Aku menikmati sensasi saat kedua bagian tubuhku itu tersentuh, walaupun oleh tanganku sendiri.
Tak lama kemudian acara mandiku berakhir. Aku kemudian keluar dari tempat shower dan menggapai handuk yang selalu tergantung di belakang pintu kamar mandiku. Dengan handuk itu, aku mengeringkan tubuhku. Kembali ke kamar tidur, aku kemudian mengambil pakaian dalam yang di taruh di atas tempat tidur dan kupakai. Setelah itu, handuk yang kupakai kuhamparkan di sandaran kursi yang ada di kamarku.
Aku membaringkan diriku ke atas tempat tidur. Bagian tubuhku yang tidak terutup oleh bra dan celana dalam yang kupakai, langsung menyentuh lembutnya sprei tempat tidurku. Aku memutuskan untuk beristirahat. Saat baru saja hendak terlelap, aku mendengar suara bel pintu. Aku kemudian bangkit dari tempat tidurku dan menggapai jubah tidur satinku yang berwarna merah muda yang tergantung di balik pintu kamarku. Sambil berjalan ke arah pintu depan, aku memakai jubah tidurku dengan terburu-buru. Hal ini tentu saja menyebabkan pada bagian dada tidak tertutup dengan rapi.
Langkah-langkah kakiku menyebabkan celana dalamku terlihat dari belahan jubah tidurku yang panjangnya hanya sepaha. Aku tidak perduli, aku hanya berpikir siapa yang datang. Saat aku membuka pintu, aku melihat seorang anak laki-laki berumur 14 tahun. Dia adalah anak dari tetangga di depan rumahku. Ditangannya dia membawa sebuah kotak. Pertama-tama sepertinya dia terkejut melihat penampilanku sebab dia bisa melihat sebagian bra yang tidak tertutup oleh jubah tidurku.
“Ryan, ada apa, sayang?” tanyaku. Dengan agak gelalapan dia menjawabku, “Anu Tante, ini ada titipan dari Mama..” “Apa ini? “, tanyaku. Sambil menyodorkan kotak yang dibawanya, dia berkata, “Cuma kue saja.” Aku kemudian mengambil kotak itu dari tangannya dan mempersilahkan dia masuk. “Mama kemana?”, tanyaku. “Keluar sama papa. Mungkin agak malam baru pulang, soalnya mau ngurusi pesta” “Pesta apa?” “Perayaan ulang tahun perkawinan yang ke 25”
“Oh begitu..” Aku kemudian mempersilahkan dia duduk di kursi ruang keluargaku. Aku kemudian mengambil air dari dapur dan membawanya keluar. “Ini silahkan di minum..” “Terima kasih, Tante..” Aku tersenyum kecil, sebab sewaktu aku menaruh air tadi ke meja, aku melihat kalau matanya melirik ke dalam jubah tidurku, tepat ke arah buah dadaku yang tertutup oleh braku. Diam-diam aku berencana untuk menggoda anak ini. Aku kemudian duduk di sebelahnya. Sejenak kemudian, anak itu aku ajak berbincang-bincang.
Sebetulnya anak itu duduknya tidak tenang, tetapi aku pura-pura tidak memperhatikannya, sampai suatu ketika dia berkata, “Anu Tante, bra Tante bagus ya..” Aku tersenyum kecil. Dalam hatiku aku bersorak gembira. Anak ini memperhatikanku. “Memangnya bra Mamamu tidak bagus? “, tanyaku. “Ngak sebagus punya Tante” “Lho, pernah ngintip Mamanya ya..,” godaku. Dengan muka yang agak kemerahan dia berkata, “Bukan gitu kan tahu dari jemuran..” “Kalau gitu cuma tahu branya aja? Celana dalamnya?” “Celana dalam juga” “Kalau gitu bagusan mana dengan punya Tante?” Aku kemudian mengangkat sedikit jubah tidurku.
Celana dalamku terlihat dengan jelas oleh anak itu. Dengan muka yang tambah merah, Ryan menjawab, “Punya Tante jauh lebih bagus. Punya Mama potongannya biasa saja. Warnanya pun paling putih. Punya Tante bagus sekali ..” Aku tersenyum dan terus bertanya, “Pernah lihat Mama hanya pakai bra sama celana dalam?” Anak itu menggeleng, “Belum ..” “Mau lihat kalau Tante yang pakai?” Anak itu menganggukkan kepalanya. Aku segera berdiri. Sambil tersenyum aku melepaskan jubah tidurku. Kini di depannya aku hanya mengenakan bra dan celana dalam saja.
“Bagaimana? ..” “Tante kelihatan cantik. Kayaknya Mamanya Ryan kalah deh” “Hush .. masa Mamanya Ryan kalah?” “Benar, Tante.. Tante cantik sekali..” Aku kembali duduk di sofa. Kali ini aku bertanya lebih berani, “Kamu pernah lihat payudara yang tidak tertutup bra?” “Ngak pernah” “Mau lihat?” Dengan muka memerah, dia mengangguk kecil. Sambil tersenyum aku melepaskan kait braku. Setelah lepas, braku kuhamparkan di samping sofa. Payudaraku terpampang untuknya. Mulut anak itu terngangga sedikit. “Tante betul-betuk cantik”, hanya itu komentarnya. Matanya terus saja menggerayangi kedua payudaraku.
Aku tambah nakal, lalu bertanya, “Mau Tante telanjang sekalian?” Dia mengangguk pula. Aku melepaskan celana dalam yang kupakai. Setelah itu, kubuka kedua kakiku. Vaginaku beserta bulu-bulunya terlihat olehnya. Kini seluruh tubuhku bebas dinikmati oleh anak itu. Matanya tak henti-hentinya melalap semua bagian tubuhku. Sebentar-sebentar terlihat sepertinya dia tidak tahan untuk tidak menyentuh tubuhku, tetapi karena dari aku tidak ada tanggapan, maka dia hanya bisa menahan saja. Setelah agak lama, aku kembali berusaha mencairkan suasana dengan obrolan yang lain.
Mungkin karena tubuhku dalam keadaan telanjang, anak itu sepertinya kurang menanggapi. Akhirnya setelah beberapa saat, aku mengingatkannya agar segera pulang. Aku mengambil kembali celana dalam, bra dan jubah tidurku dan memakainya kembali di depan anak itu. Saat hendak keluar pintu, anak itu berkata kepadaku, “Tante, terima kasih ya. Tante betul-betul cantik” Aku tersenyum saja. Dia meneruskannya, “Maukah Tante merahasiakannya untuk kita berdua saja?” Sambil tersenyum aku mengangguk.
Anak itu tersenyum juga. Dengan langkah yang riang, dia kembali ke rumahnya. Aku segera mengunci pintu dan kembali ke kamarku. Aku kembali melepaskan jubah tidurku. Hanya dengan mengenakan bra dan celana dalam, aku membaringkan tubuhku ke tempat tidur. Peristiwa tadi membuat aku sangat gembira sekaligus terangsang. Aku kemudian mengambil penis dari karet dari laci tempat tidurku. Aku membuka bra dan celana dalamku dan membaringkan tubuhku yang telanjang kembali ke ranjang.
Penis karetku kumasukan ke liang vaginaku dan kugerakkan maju mundur. Pikiranku kupenuhi dengan adegan dimana aku menelanjangi diri di depan anak itu. Nafsuku yang semakin memuncak akhirnya membuatku orgasme. Setelah mengalami orgasme berkali-kali, aku serasa tidak punya tenaga untuk melakukan apa-apa lagi. Dengan tubuh telanjang yang terkulai lemas dan penis karet yang tertancap di liang vaginaku, aku tertidur dengan pulas sampai pagi.
Sejak hari itu, anak tetanggaku selalu ke rumahku bila kedua orang tuanya pergi. Tentu saja setiap kali datang, aku selalu memamerkan pakaian dalam yang aku pakai dan tubuh telanjangku. Pernah satu dua kali aku membiarkannya melihatku sedang mandi. Selain itu, anak itu mulai berani meminjam pakaian dalamku untuk dipakai dan dimainkan. Kalau bertamu ke rumahku, dia akan meminjamnya dan memakainya selama di rumahku.
Saat pulang, barulah dia memakai kembali pakaiannya. Tentu saja biasanya pakaian dalam yang dipakainya ikut dipakai ke rumah juga. Biasanya dikembalikan saat bertamu berikutnya. Aku memikirkan kalau bisa aku ingin memotret anak itu dengan memakai pakaian dalamku. Pasti terlihat sexy dan lucu. Selain untuk masturbasi di kamar, dia mengaku kalau sering memakainya ke sekolah apalagi saat ujian, pikirannya lebih encer.
Aku sendiri agak heran juga, bagaimana kalau teman-temannya mengetahui dia pakai bra di balik seragamnya, tetapi sepertinya dia bisa menyiasatinya. Aku sangat senang kalau ternyata anak itu betul-betul mengagumiku, apalagi dia mau memakai pakaian dalamku. Aku tidak merasa jijik dengan laki-laki demikian, sebaliknya aku malah merasa senang. Anak itu paling menyukai kumpulan g-stringku, tetapi aku tidak mengijinkannya untuk dipakai, sebab harganya mahal.
Bagaimanapun juga aku takut jika g-stringku menjadi rusak karena dipakai olehnya. Tentu saja gaun dan jubah tidur tidak boleh juga. Koleksi string bikiniku yang bermacam-macam model dan warna adalah yang paling sering dibawa pulang selain celana dalam dan braku yang biasa aku pakai ke kantor sebab string bikini berbahan awet sedangkan pakaian dalam yang kupakai ke kantor tidak terlalu mahal.
Dalam hati diam-diam aku berharap suatu saat aku memperoleh kesempatan untuk mencicipinya, tetapi aku tidak boleh terlalu berani. Aku hanya berharap suatu saat dia akan memintaku untuk melayani nafsunya. Biasanya perasaan itu akan memuncak bila aku melihatnya memakai string bikiniku. Aku berharap bisa menyusui anak itu, walaupun tanpa air susu, hehehe..
Aku juga ingin mencoba kemaluannya yang masih tanpa bulu itu baik di mulut maupun di vaginaku. Aku belum pernah mencoba dengan anak yang belum dewasa. Mungkin rasanya akan berbeda, ya? 

Popular posts from this blog

Kuremas Toket Istri Tetanggaku Dari Belakang Saat Sedang Memasak

Cerita Dewasa  – Kenalin gw nicky, umur gw 19 tahun, tinggi 175 berat 60 ( gw abas ), aga’ cungkring si haha.. gw punya tetangga orasng cina, pasangan suami istri muda si suami kira2 31 tahun dan si istri 28 tahun. suaminya adalah kepala cabang suatu bank swasta dan si istri hanya IRT. Kuremas Toket Istri Tetanggaku Dari Belakang suatu hari si suami ada pertemuan di luar kota untuk beberappa hari dan istrinya ditinggal sendiri.. oo iya gw sebutkan saja nama istrinya, gw bys manggil mba’ sinta. sehari setelah suaminya pergi, gw lagi cari2 angin pagi2 d komplek gw, karena rumah gw sebelahan jadi pasti gw lewat depan rumahnya. pas gw lagi jalan, mba’ sinta manggil gw. Mba’ sinta: nick, bisa tolong mba’ ga’? Gw: tolong apa mba’? Mba’ sinta: beli’in mba’ cabe kering sama ikan tongkol dong di pasar, mba’ lagi malas keluar ni. Gw: ia mba’, boleh. nah dy langsung ngasi uangnya buat belanja. trus dy bilang. Mba’ sinta: langsung anterin ke dapur aja ya nanti. Gw: s

Pertimbangan Tante Antara Hasrat Birahi Yang Menggebu Dan Harga Diri

Cerita Dewasa  –  Umurku sekarang sudah 30 tahun. Sampai sekarang aku masih hidup membujang, meskipun sebenarnya aku sudah sangat siap kalau mau menikah. Meskipun aku belum tergolong orang yang berpenghasilan wah, namun aku tergolong orang yang sudah cukup mapan, punya posisi menengah di tempat kerjaku sekarang. Aku sampai sekarang masih malas untuk menikah, dan memilih menikmati hidup sebagai petualang, dari satu wanita ke wanita yang lain. Pertimbangan Tante, Antara Hasrat Birahi Dan Harga Diri Kisahku sebagai petualang ini, dimulai dari sebuah kejadian kira-kira 12 tahun yang lalu. Waktu itu aku masih kelas 3 SMU. Hari itu aku ada janji dengan Agus, sahabatku di sekolah. Rencananya dia mau mengajakku jalan-jalan ke Mall sekedar menghilangkan kepenatan setelah seminggu penuh digojlok latihan sepak bola habis-habisan. Sejam lebih aku menunggu di warung depan gang rumah pamanku (aku tinggal numpang di rumah paman, karena aku sekolah di kota yang jauh dari tempat t

Aku gak kuat mas

#Aku_Gak_Kuat_Mas! 5 Keesokan harinya, Sofia benar-benar pulih. Ternyata Ki Alam Surya tidak berbohong. Wanita yang kucintai terlihat sangat segar pagi ini. Dokter pun mengijinkan kami pulang.  Kini kepercayaanku pada Ki Alam Surya kembali lagi setelah tadinya sempat menghilang.  "Mas, kita langsung pula hari ini? Atau kita akan mampir dulu ke suatu tempat?" tanya Sofia saat kami berjalan ke tempat parkir. "Kamu mau kita mampir dulu? Mau ke mana?" tanyaku lembut. Akan kuturuti kemanapun dia mau, asalkan dia bisa sehat terus seperti sekarang.  "Enggak, sih. Siapa tau Mas pengen pergi. Aku ingin cepat pulang saja, istirahat." Ia tersenyum. Sungguh aku sangat merindukan senyum indah itu.  "Ya udah, kita pulang. Mas akan temani kamu sampai kamu merasa bosan." "Bosan?" "Iya." "Sofia nggak akan pernah bosan sama Mas." "Sungguh?" "Iya dong." Dia tertawa.  Aku ikut tertawa mendengar tawanya yang begitu re